Jakarta -Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi
Faisal Basri kaget ketika mengetahui gaji Direktur Utama PT Petral
Energy Service (Petral) mencapai US$ 44.000/bulan atau sekitar Rp 572
juta.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda A. Pusponegoro mengatakan, standar gaji pekerja di Singapura tidak bisa disamakan dengan di Indonesia. Pasalnya, negara tersebut merupakan salah satu negara maju dengan tingkat biaya hidup yang tinggi.
"Standar gaji di Singapura secara general (umum) bila dibandingkan dengan di Indonesia memang jauh lebih tinggi," ujar Wianda , Sabtu (21/3/2015).
Seperti diketahui, Singapura diberi gelar sebagai kota dan negara dengan biaya hidup termahal di dunia dalam 2 tahun berturut-turut.
Wianda mengatakan, saat ini jajaran pimpinan Pertamina berencana mengkaji ulang semua standar gaji direksi-direksi anak perusahaan agar sesuai dengan standar kepatuhan.
"Board of director (BOD) Pertamina pun secara berkala dapat melakukan review atas tunjangan dan gaji BOD anak perusahaan Pertamina, untuk memacu kinerja perusahaan tapi tetap mengacu pada standar kepatuhan," ujarnya.
Terkait Petral sendiri, Pertamina sejak Januari 2015 sudah melakukan restrukturisasi di perusahan yang berdomisili di Singapura. Wianda menambahkan, saat ini Petral telah menjadi third party trading yang dapat berkompetisi dengan para pemain atau perusahaan minyak berkelas dunia di perdagangan minyak internasional.
"Petral juga telah ikut tender pengadaan minyak mentah dan produk BBM lainnya di Pertamina, berkompetisi dengan major oil companies, agar Pertamina mendapatkan harga paling kompetitif," tutup Wianda.
Sebelumnya, restrukturisasi yang sudah dilakukan ditubuh manajemen Petral, belum memuaskan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri. Pasalnya, dalam kunjungannya ke Petral di Singapura, dirinya menemukan bukti-bukti yang membuatnya geleng-geleng kepala.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda A. Pusponegoro mengatakan, standar gaji pekerja di Singapura tidak bisa disamakan dengan di Indonesia. Pasalnya, negara tersebut merupakan salah satu negara maju dengan tingkat biaya hidup yang tinggi.
"Standar gaji di Singapura secara general (umum) bila dibandingkan dengan di Indonesia memang jauh lebih tinggi," ujar Wianda , Sabtu (21/3/2015).
Seperti diketahui, Singapura diberi gelar sebagai kota dan negara dengan biaya hidup termahal di dunia dalam 2 tahun berturut-turut.
Wianda mengatakan, saat ini jajaran pimpinan Pertamina berencana mengkaji ulang semua standar gaji direksi-direksi anak perusahaan agar sesuai dengan standar kepatuhan.
"Board of director (BOD) Pertamina pun secara berkala dapat melakukan review atas tunjangan dan gaji BOD anak perusahaan Pertamina, untuk memacu kinerja perusahaan tapi tetap mengacu pada standar kepatuhan," ujarnya.
Terkait Petral sendiri, Pertamina sejak Januari 2015 sudah melakukan restrukturisasi di perusahan yang berdomisili di Singapura. Wianda menambahkan, saat ini Petral telah menjadi third party trading yang dapat berkompetisi dengan para pemain atau perusahaan minyak berkelas dunia di perdagangan minyak internasional.
"Petral juga telah ikut tender pengadaan minyak mentah dan produk BBM lainnya di Pertamina, berkompetisi dengan major oil companies, agar Pertamina mendapatkan harga paling kompetitif," tutup Wianda.
Sebelumnya, restrukturisasi yang sudah dilakukan ditubuh manajemen Petral, belum memuaskan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri. Pasalnya, dalam kunjungannya ke Petral di Singapura, dirinya menemukan bukti-bukti yang membuatnya geleng-geleng kepala.
0 Response to "Gaji Bos Petral Rp 572 Juta Sebulan, Ini Berdasarkan Penjelasan Pertamina"
Post a Comment